Hikayat Hutan Macan - Cerita Kanjeng
HIKAYAT HUTAN MACAM
Serial Glenak-Glenik "Seger Waras"
"Mas Wahid itu kok kebangeten ya, Pakne."
"Apane?"
"Dia itu kan sugih. Pakne itu kan sohibe. Mosok tiap kali dolan ke sini dia nggak pernah ngulungi dhuwit untuk anak kita?"
"Kamu pengin anakmu dikasih dhuwit karo Wahid? Kenapa tadi waktu dia ke sini kamu nggak nyuruh bocah-bocah untuk ngrubungi, terus ngathung dan bilang minta uang?"
"Pakne itu kalau diajak ngomong serius kok mesthi malah selengekan hlo. Ya terang malu lah kalau nyuruh anak-anak ngemis di ruang tamu. Anak-anak kita kan bukan anak terlantar."
"Hla kalau sudah tahu begitu kok kamu sekarang ngrasani Wahid, kamu anggap dia wong sugih yang medhit?"
"Bukan nuduh Mas Wahid pelit, Pakne. Cuma kok rasane kurang pantes begitu hlo. Sering dolan mrene. Jelas akeh dhuwite. Tapi ora nyiprati rejeki."
"Yang nggak pantes itu justru pikiranmu itu, Bune. Apa kaitan antarane dhuwite Wahid sama kita? Piye genahe?"
"Jelasnya itu begini, Pakne. Mas Wahid itu sugih, punya teman akrab yang mlarat, tapi nggak peka mata hatinya. Padahal ini saat yang tepat untuk berempati. Bulan Ramadan kan bulan untuk meningkatkan kepedulian."
"Kata-katamu itu apik banget. Ibarat suguhan, rasane legi. Umpama lagu, nadanya merdu. Tapi blas ora migunani. Ibarat makanan tanpa nutrisi; ibarat nyanyian tanpa arti."
"Kok mesthi ngono hlo. Pakne itu selalu nyulayani pemikiranku. Nggak pernah mau kompak."
"Kompak itu harusnya berlaku untuk kebaikan saja, dudu kanggo sing ngawur lan genah klerune ngono kuwi, Bune."
"Jare omah-omah, urip bareng, tapi kok jalannya bersimpangan terus."
"Bukan bersimpangan, Bune. Kamu harus paham bahwa kita ini pasangan. Kita seperti hutan dan macan. Fungsi kita untuk saling memenuhi."
"Kok hutan sama macan? Perasaan aku nggak peribahasa yang bunyinya begitu."
"Aku ini hutan, Bune. Kamu itu macan. Hutan yang tidak dihuni macan akan celaka karena setiap hari disambangi penebang kayu. Macan yang tidak punya kawasan hutan akan celaka ditangkap pemburu."
"Kalau kenyataannya Pakne nyalahke aku terus seperti ini, apakah Pakne itu hutan yang layak untuk berlindung macan?"
"Kalau macannya masih waras, dia tidak akan meninggalkan hutan dengan alasan gila, cuma ingin makan hamburger di McDonald's misalnya."
"?????..."