"Dalil Gombal" - Cerita Kanjeng
DALIL GOMBAL
Glenak-Glenik Seger-Waras
"Wis, Bune. Cukup. Memarahi anak itu ada batasnya," Kang Waras menepuk-nepuk bahu istrinya. "Bune harus eling bahwa sagalak-galake macan ora bakal mangan gogore dhewe."
Yu Seger nyungir, "Artinya apa?"
"Artinya: segarang-garangnya dan sebuas-buasnya harimau itu mustahil memangsa anaknya sendiri."
Yu Seger nyungir lagi, "Aku kan nggak garang. Juga nggak buas. Kok Pakne tega membandingkan istri sendiri dengan macan? Aku kan bukan hewan."
Kang Seger mrenges, "Dikandhani kok mesthi ngeyel hlo? Buktinya kemarin malam kamu buas gitu kok. Aku sampek ngos-ngosan hlo malam itu."
"Kebiasaan kok begitu, ngomong lurus-lurus mendadak mbanting stir. Kita kan membahas soal serius, bukan perkara kemarin malam itu."
"Hlo. Mengko dhisik, Bune. Omonganmu ini harus diluruskan. Kalau nggak, wah, bisa ketiwasan. Jadi selama ini kegiatan malam kita itu nggak pernah kamu anggap sebagai hal serius?"
"Embuh, embuh. Dari tadi kok mancing-mancing. Ini kan masih siang, belum sore. Kok Pakne mempeng ngrembug kegiatan malam?"
"Ya semua kan butuh persiapan, Bune. Butuh ancang-ancang. Oke? Jadi sudah ya, sudahi marahnya sama anak. Sana, mandi sana. Terus siap-siap."
"Siap-siap ke mana?"
"Ke hatiku."
"Basi. Mampu. Anake wis loro kok berlagak lajang, dadak nggombal barang."
"Wah, kamu itu kurang sinau. Makanya nggak tahu rumus rukun berumahtangga ala orang dulu."
"Gimana coba rumusnya? Kalau memang Pakne tahu."
"Rumuse nganggo tembang. Tembang Kinanthi. Bunyinya begini: lamun wus antuk sewindu, rasakna kadya duk panggih, sanajan sampun peputra, rasakna kadya duk panggih, tumekeng dhaup kencana, rasakna kadya duk panggih."
"Artinya?" Yu Seger ngowoh.
"Tegese ngene: meskipun usia perkawinan sudah 8 tahun, meski sudah memiliki anak, meskipun sudah melampau ulang tahun emas, tetap bayangkan dan ciptakan suasana hati terhadap pasangan seperti ketika pertama berjumpa."
"Memangnya sanggup begitu?"
"Ya harus sanggup. Yang nggak ada dalilnya saja kadang kita paksakan untuk dilakoni, apalagi ini yang jelas dalilnya."
"Nggombal demi kegiatan malam wae kok digolekke dalil, Pakne, Pakne. Embuh lah. Arep adus."
"Oke, kutunggu di sini dengan setumpuk rindu."